Proyek pembangunan SMP Jawa Barat pada tahun 1982 mencanangkan pembukaan SMP Negeri baru. Sebagai tindak lanjut berdirinya SMP yang telah ada dalam hal ini SMP Negeri Buah Batu yang belum mampu menyerap sebagian kecil warga masyarakat kawasan ini, yaitu dengan rencana mendirikan SMPN 2 Buah Batu.
Menurut beberapa sumber yang terlibat dalam proyek pembangunan SMPN 2 Buah Batu bahwa lokasi atau tempat yang digunakan untuk mendirikan SMP baru tersebut tidak pada lokasi yang ada sekarang, akan tetapi di daerah yang cukup padat penduduknya, serta sarana infrastruktur yang sudah cukup memadai, namun sehubungan sulitnya mendapat lahan dan lain-lain maka berdasarkan permintaan Kepala Desa Tegalluar dan sebagian tokoh masyarakat setempat serta adanya kemudahan mendapat lahan, maka diputuskan di bangun di lokasi dimana SMPN 1 Bojongsoang berdiri saat ini.
Atas dasar kebijakan pemerintah dalam hal pengembangan wilayah Kotamadya, menjadikan SMPN 1 Buahbatu berada di wilayah Kotamadya dan SMPN 2 Buahbatu berada di wilayah kabupaten Bandung, oleh karena itu SMPN 2 Buahbatu berganti nama menjadi SMPN 1 Bojongsoang pada bulan April 1992.
Pada awal berdirinya SMPN 1 Bojongsoang hanya memiliki 6 kelas dengan masing-masing tingkat 2 kelas. Sedangkan ruangan yang ada baru 6 lokal ruang kelas ditambah dengan satu ruangan guru, satu ruangan tata usaha dan satu ruang laboratorium.
Saat awal berdirinya sekolah ini sarana infrastruktur ke daerah desa Tegalluar sangat sulit. Tidak jarang staf pengajar dan tata usaha serta murid-murid yang tinggal jauh dari lokasi sekolah harus berjalan kaki berkilo-kilo meter untuk mencapai lokasi sekolah. Ditambah lagi dengan keadaan geografis wilayah Desa Tegalluar yang berada di cekungan Bandung yang sering terendam banjir. Tidaklah heran apabila pada masa tersebut jika musim hujan sekolah tanjir dan KBM dilaksanakan di mesdjid. Tapi syukurlah hal itu sudah berlalu, banjir tak lagi merendam sekolah ini, sarana transfortasi pun sudah banyak.
Dari saat berdirinya SMPN 1 Bojongsoang hingga saat ini telah mengalami perubahan-perubahan baik fisik bangunan maupun dinamika kepemimpinan Kepala Sekolah. Yaitu dari pertama hingga sekarang telah 12 periode kepemimpinan yang berbeda. Begitu pula dengan staf pengajar dan staf Tata Usahanya. Staf guru ada 48 orang dan Tata Usaha ada 11 orang. Sedangkan muridnya ada 24 kelas dengan masing-masing tingkat memiliki 6 kelas.